Tuesday, July 2, 2013

RBM (resort Based Management) program bombastis?!

Oleh Moh. Faddel Jauhar, S.Hut
Berdasarkan Renstra Ditjen PHKA 2010-2014 (SK Dirjen PHKA Nomor SK.181/IV-Set/2010 tanggal 18 Nopember 2010), pengelolaan taman nasional berbasis resort (RBM) akan diterapkan pada 50 taman nasional.  Berdasarkan draft pedoman Pengelolaan Taman Nasional Berbasis Resort wow program ini mempunyai manfaat yang sangat banyak antara lain bagi pengelola ada 2, bagi masyarakat ada 2 dan bagi pemerintah pusat ada banyak manfaat.
Disinyalir program ini akan menjadi center of excellent-nya UPT PHKA, bagaimana tidak,? semua data dan informasi kawasan akan dibedah dan sajikan per jengkal dengan system grid, seluruh SDM kehutanan dilapangankan supaya bisa mengeksploitasi seluruhnya dari informasi sampai permasalahan, Alat dan sarana pun sepertinya akan diberikan semua agar program ini dapat berhasil, Milyaran dana akan dialokasikan agar menghasilkan output yang diinginkan.

Para sarjana yang duduk saja dikantor akan ditransmigrasikan ke daerah yang jarang mereka kunjungi. sebagian polhut yang jarang mencatat diminta untuk membiasakan diri mencatat skalian nanti buat dupak katanya. Kegiatan-kegiatan yang dulu adanya di DIPA sekarang diminta menjadi kegiatan rutin. Kebiasaan lama yang sudah ada duduk, silaturahmi ke rumah-rumah penduduk, invent jika ada kegiatan DIPA,  patroli yang seadanya diminta ditingkatkan, dijadwal, difoto, dicatat, dititik pake gps, bahkan klo ada jaringan diminta langsung diupload ke internet. Bukan Cuma satu yang perlu dicatat tapi banyak tali bersheet-sheet.
Program yang masih belum memiliki pedoman ini (draft) ternyata juga sudah mengalami banyak kajian bahkan ada 4 generasi perkembangannya, mungkin lebih. Dari atas meja kawasan yang dalam bentuk peta akan dibagi-bagi jadi petak/blok/ grid/jalur yang banyak membuat perdebatan. Setiap petugas harus mengeksploitasi setiap grid dan melaporkannya. Bahkan ada tugas minimal yang harus dijalankan oleh setiap orang. bahkan disinyalir kegiatan ini juga  memiliki aspek spiritual yaitu IQRO yang artinya membaca setiap jengkal kawasan konservasi. Melalui proses ini data seri diharapkan didapat dan menjadi dasar kebijakan. Dan untuk memastikan datanya valid data yang ditulis ditali sheetnya perlu divalidasi. Wow.
Setiap staf resort diminta membuat perencanaan kegiatan, mengira-ngira biayanya, melaksanakannya, membuat spjnya, melaporkan dan mengevaluasinya. Jika ada masalah yang timbul diminta segera untuk menyelesaikannya atau melaporkannya jika ukuran problemnya besar atau sistematis. Wow ternyata RBM akan menjadikan staf resort menjadi orang yang siip lah

Kita tunggu gimana kedepan RBM?!




Sesuatu yang lucu…
Ada ungkapan-ungkapan yang kadang terdistorsi dalam RBM apa itu?
1.    Setiap tugas dilarang melewati jalur yang sama karena dianggap itu-itu aja padahal disuatu kawasan ada daerah-daerah yang memiliki interaksi dengan problem dan oknum yang tinggi yang harus sering dipatroli.
2.  Setiap jengkal harus dieksplor padahal kondisi tersebut tidak memungkinkan tergantung kondisinya
3.      Banyak anggota resort yang bersemangat 45 untuk mendapatkan kebanggaan/pujian/prestasi dll dalam melakukan explorasi walaupun mengorbankan dana/gaji pribadi atau mungkin informasi ini salah?!!!.
4.        Dan masih banyak lagi?!!!!
5.        So silahkan teman-teman kita eksplor lagi ya kapan2 ?!!!

bersambung



No comments:
Write comments