Wednesday, May 29, 2013

Surili Jawa (Presbytis fredericae) An Interesting Primate In Merbabu

oleh
Moh. Faddel Jauhar, S.Hut

Jumlah spesies primata di Indonesia diperkirakan antara 35 hingga 41 Jenis, dikarenakan banyaknya temuan-temuan sub spesies  yang layak dijadikan sebagai spesies yang berdiri sendiri. Berdasarkan Arahan Konservasi Spesies Nasional 2008-2018 Jenis Primata yang masuk dalam prioritas Tinggi dan Sangat Tinggi antara lain sebagai Berikut: Orang Utan Sumatera (Pongo Abeii), Bokoi (Macaca pagensis), Bilou (Hylobates klosii), Joja (Presbytis potenziani), Simakobu (Simias concolor). Sedangkan yang masuk dalam prioritas tinggi adalah Lutung banggat (Presbytis hosei), Lutung Natuna (Presbytis natuna), Bekantan (Nasalis larvatus ), Surili (Presbytis comata) dan surili Jawa adalah salah satu spesies yang sebelumnya merupakan sub spesies dari Surili.
Pada Taman Nasional Gunung Merbabu yang luasan sebesar  6.016 Ha. (Penataan batas kawasan Taman Nasional oleh BPKH Wilayah XI) terdapat hanya 3 jenis Primata antara lain : Lutung Jawa (Tracypithecus auratus), Lutung kelabu (Presbytis fredericae), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), ketiga jenis primata ini hidup dan tersebar hampir merata dikawasan Taman Nasional Gunung Merbabu baik disisi Barat yang yang memiliki curah hujan tinggi maupun disisi timur Gunung yang merupakan daerah bayangan hujan.
      Salah satu primata yang hanya ditemukan di Taman Nasional Gunung Merbabu adalah  Surili Jawa. Berdasarkan IUCN Surili Jawa atau Javan fuscous leaf monkey (Presbytis fredericae Sodi,1930) adalah jenis dalam kategori Endangered (dalam bahaya) dalam red List IUCN. Di Masyarakat, jenis ini dikenal sebagai Rek-rekan sebagaimana di Gunung Slamet (Setiawan, 2007), Sedangkan dimerbabu disebut lutung abu-abu (haryoso, 2011). Jenis Ini adalah jenis primate yang cantik dan indah dengan warna hitam yang kuat berkombinasi dengan warna putih yang jelas sehingga sangat menarik untuk diamati.

          Presbytis adalah monyet dengan ukuran antara 42 s/d 62 cm dengan kepala bulat dengan rambut membentuk jambul diatas kepala dengan ujungnya runcing, hidung pesek dan perut besar dengan ekor lebih panjang daripada tubuh. Ekor memiliki ketebalan yang homogen dari pangkal hingga ujung ekor. Rambut diseluruh tubuhnya cukup tebal.
          Untuk jenis Surili Jawa (Presbytis fredericae) memiliki ciri khas yang sangat khusus, dimana saat masih kecil seluruh tubuhnya memiliki warna abu-abu. Sedangkan saat dewasa bulu disekujur tubuhnya berwarna hitam dengan bagian dada (ventral) berwarna putih dari tangan, kaki hingga ekor jenis ini. Bibir mulutnya terlihat putih.

Surili jawa pada mulanya dikategorikan dalam satu jenis dengan Surili (Presbytis comate) yang tersebar di Jawa Barat. Surili jawa pada saat itu dianggap sebagai sub spesies dari Surili (Presbytis comata comata) dengan nama ilmiah Presbytis comate fredericae. Sub spesies Presbytis comata comata yang tersebar di Jawa Barat yang tersebar digunung Halimun, Gunung Salak dll. Sedangkan Sub Spesies Presbytis comate fredericae yang tersebar di Jawa Tengah  mulai Gunung slamet di Jawa Tengah bagian Barat, dataran tinggi Dieng, Gunung Merbabu hingga Gunung Lawu di Jawa Tengah bagian Timur. Kemudian untuk Sub Spesies Presbytis comate fredericae  dikategorikan sendiri menjadi spesies dengan nama Presbytis fredericae.
Tempat tinggal Surili Jawa berada di Hutan Primer dan Sekunder hujan Dataran tinggi dengan ketinggian 2500 mdpl. banyak terdapat didataran tinggi dekat dengan gunung api. Surili tinggal di daerah-daerah lereng Pegunungan dengan jurang-jurang yang tinggi, yang sulit dijangkau oleh manusia.   Surili Jawa lebih sering menkonsumsi daun walaupun terkadang juga mengkonsumsi buah, bunga maupun biji. Jenis ini lebih folivorius daripada jenis presbytis genus lainnya dengan 62 % terdiri dari daun muda dan 6 % adalah daun tua.
Spesies ini masuk dalam daftar red List IUCN dengan status Endangered yang disebabkan oleh habitat yang semakin berkurang habitat alaminya mulai berkurang akibat kegiatan manusia dalam melakukan pemanfaatan sumberdaya alam. Diperkirakan masih ada 1000 ekor yang masih hidup di habitat alaminya dan hanya 4 % disisa habitat alaminya tersebut. Khusus Surili Jawa, Jenis ini adalah jenis yang paling jarang ditemui dan rawan punah dibandingkan dengan jenis surili (Presbytis comata).
Perkiraan jumlah populasi surili Jawa ini mencapai 3 kelompok sedangkan populasinya diperkirakan kurang dari 100 ekor yang tersebar dalam 3 kelompok, 2 kelompok diwilayah Boyolali dan 1 kelompok diwilayah Magelang.
Oleh karena kondisi tersebut maka diperlukan langkah-langkah dalam upaya konservasi Surili jawa melalui identifikasi kondisi terkini populasi dan habitatnya  sehingga dapat diketahui Rencana Aksi yang tepat dalam Pengelolaan Surili Jawa (Presbytis fredericae)  agar dapat lestari dikawasan Taman Nasional Gunung Merbabu.

Daftar Pustaka
Kementerian Kehutanan RI Direktorat Jenderal PHKA, 2008 “ ARAHAN STRATEGIS KONSERVASI SPESIES NASIONAL 2008 – 2018” dicetak dan diperbanyak oleh : JICA.
Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, 2010. “Laporan Inventarisasi Flora Fauna” TN Gunung Merbabu.
Setiawan, Arif. Dkk 2007. Populasi dan distribusi Rekrekan (Presbytis Fredericae) di Lereng Selatan Gunung Slamet Jawa Tengah. Solo: Biodiversitas Vol 8 Nomor 4 Hal 305-308.

No comments:
Write comments