Sunday, August 21, 2011

Analisis dan Permasalahan Ekosistem di Kawasan TN Gunung Merbabu di Kecamatan Selo, boyolali

A. Kondisi Kawasan di Kecamatan Selo.

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Kecamatan Selo mempunyai prosentase lahan kering sangat besar. Dan jumlah lahan kering tertinggi kedua adalah hutan Negara antara lain Kawasan Gunung Merbabu yang sekarang sudah d tunjuk sebagai Taman Nasional sejak tahun 2004. Kawasn yang ditunjuk tersebut sebelumnya adalah hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani, perusahaan BUMN Negara yang bergerak pada hasil hutan baik kayu maupun kayu.
Edelweiss di Jalur Pendakian Selo

Vegetasi di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu di Kecamatan Selo didominasi oleh Bintami, Puspa , Kesowo( Engelhardia serrata), Akasia dekuren (Acacia decuren), pinus dan lamtoro gunung. Puspa (Schima wallichi), pinus dan Bintami adalah pohonyang mendominasi kawasan hutan di bagian lereng bawah,yang dekta di kawasn penduduk. Kawasan ini adalah kawasan yang relatif tertutup dengan vegetasi . kemudian zona diatasnya didominasi oleh kesowo. Pada awalnya zona ini sangat rapat dengan tumbuhan kesowo, akan tetapi setelah kejadian kebakaran hutan pada tahun 2006 yang sangat besar, tanaman ini terbakar dan semakin berkurang.

B. Pemanfaatan Potensi Kawasan Taman Nasional di Kecamatan Selo
Selama ini kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan sebagai sumber air, sumber pakan ternak, dan sumber bahan bakar. Bagi sebagian masyarakat bahkan hari-hari mereka lebih banyak dihabiskan di Hutan Gunung Merbabu daripada di rumah mereka.
Dalam penggunaan air masyarakat Selo terutama di Desa Tarubatang menggunakan Mata Air Tuk Pakis sebagai sumber air keseharian masyarakat. Sedangkan masyarakat Desa Selo dan sekitarnya menggunakan Mata Air Tuk Babon sebagai sumber air untuk MCK keluarga. Kedua Mata air ini berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Masyarakat mengambil air langsung menggunakan pipa ke sumber air, mengingat kondisi tanah yang sangat poros sehingga air akan mudah hilang jika melewati tanah.
Masyarakat selain memanfaatkan air juga mengambil kayu bakar (rencek) sebagai sumber bahan bakar keluarga. Potensi Taman Nasional lainnya yang dimanfaatkan masyarakat adalah rumput, masyarakat mengambil rumput, disamping mengolah tanah dikawasan untuk ditanami rumput. Kegiatan pengolahan lahan untuk rumput inilah yang membuat kegiatan rehabilitasi Taman Nasional agar terhenti. Hal tersebut disebabkan oleh masyarakat yang membuka tajuk, bahkan menebang vegetasi agar rumput tersebut dapat tumbuh dengan baik. Di Desa Tarubatang juga terdapat jalur pendakian yang sangat ramai pada saat tahun Baru, Idul fitri, Tahun baru masehi. Jalur pendakian ini adalah salah satu jalur pendakian yang ramai di Taman Nasional Gunung Merbabu.

C. Kegiatan yang telah dilaksanakan di Kecamatan Selo
Taman Nasional Gunung Merbabu telah mengadakan Salah satu kegiatan yang pernah dilakukan di Kecamatan Selo adalah kegiatan Pembentukan dan Pembinaan Masyarakat Peduli Api di Desa Tarubatang, Mengingat daerah ini sangat rawan terjadinya kebakaran Hutan. Selain itu Taman Taman Nasional juga telah mengadakan sosialisasi di Desa Jrakah Kecamatan Selo, Pembuatan Jalur Patroli di Dusun Tumut diatas Desa Jrakah, serta penanaman Jalur batas di Jrakah.

D. Permasalahan yang ada di Kawasan Taman Nasional di Kecamatan Selo

Permasalahan secara umum yang ada dikawasan Taman Nasional Gunung Merbabu antara lain karena aktivitas yang sangat tinggi di Taman, Masyarakat berinteraksi dengan kawasan sangat tinggi, sehingga sedikit banyak menimbulkan permasalahan. Meliputi :
1. Sering terjadinya peristiwa kebakaran hutan di Kecamatan Selo
Pada tahun 1999 terjadi kebakaran hutan seluas 45 Ha dimukinkan terjadi di daerah ini, Pada tahun 2006 kebakarn besar juga terjadi di kawasan ini yang menyebabkan zona kesowo habis terbakar. Dan pada tahun 2007 terjadi kebakaran di blok pentur dan blok Jurang Bangkai , Desa Selo seluas 10 Ha. Pada tahun 2008 juga terjadi kebakaran seluas 7 Ha yang tersebar 3 Ha di Jrakah dan 4 Ha di Desa Selo

2. Adanya pendakian gunung yang tidak terorganisir, adanya Vandalisme
Kegiatan pendakian yang sering diadakan di jalur pendakians selo terkadang tanpa menggunakan kaidah yang baik, oleh karena itu perusakan lingkungan sering terjadi baik berupa vandalism, maupun perusakan vegetasi mengingat masih belum adanaya pengelolaan Jalur Pendakian.

3. Sarana dan prasarana air yang ada yang tidak sesuai fungsi kawasan
Sarana yang menjadi pera=msalahan adalah adanay paralaon dan bak air yang semestinya tidak ada dalam kawasan.

4. Pembukaan vegetasi untuk penanaman rumput
Dalam rangka memperoleh rumput masyarakat sering membuka lahan untuk ditanami rumput, pembukaan vegetasi yaitu dengan menebang pohon maupun semak. Mengingat ternak yang sangat banyak 18.001 ekor, dengan jumlah sapi sebanyak 10.585 ekor. Untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi masyarakat membudidayakan pakan di kawasan .

5. Pengambilan rencek yang berlebihan
Sebagaimana disebutkan sebelumnya masyarakat memenuhi akan kebutuhan bahan bakar dengan merencek di kawasan TN Gunung Merbabu, kegiatan ini akan diperparah lagi jika rencek tersebut dijual, sehingga kegiatan eksploitasi tersebut akan semakin berlanjut.

No comments:
Write comments