Puspa, seru atau medang gatal (Schima wallichii) adalah
sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas sedang. Pohon ini termasuk
ke dalam keluarga teh (Theaceae) dan menyebar luas mulai dari Nepal, melalui Asia Tenggara,
hingga ke Papua Nugini.
Disebut medang gatal karena pohon ini memiliki lapisan semacam miang di
bawah pepagannya, yang dapat keluar ketika digergaji dan menimbulkan rasa gatal
di kulit. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati N. Wallich (1786 – 1854), ahli botani
berkebangsaan Denmark yang telah berjasa
mengembangkan Kebun Raya Kalkuta.
Tinggi Pohon Puspa dapat mencapai 7 - 30 meter. Pohon ini memiliki daya survive yang cukup tinggi dengan kulit
kayu yang tebal sehingga tahan api, dan anakannya cepat tumbuh di musim hujan.
Pucuk daun puspa merupakan pakan yang disukai kera ekor panjang (Macaca
fascicularis). Batang bulat
dengan bebas cabang hingga sekitar 25 m. Daun tersebar
dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm;
helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan
ujung runcing atau meruncing, dengan tepian bergerigi. Bunga
tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun pelindung, berbilangan-5;
kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih, saling melekat di
pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka
dengan 5 katup; biji terlindung
oleh sayap.
Puspa mampu hidup pada pelbagai
kondisi tanah, iklim, dan habitat. Sering ditemukan tumbuh melimpah di hutan primer dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian
3.900 m dpl. Pohon ini juga umum dijumpai di hutan-hutan sekunder dan wilayah
yang terganggu, bahkan juga di padang ilalang.
Puspa mampu tumbuh baik di daerah berawa dan tepian sungai,
sedangkan di TN Gunung Merbabu banyak di temukan di wilayah lereng selatan dan barat Gunung Merbabu
No comments:
Write comments