Monday, April 4, 2016

PUSPA (Schima wallichii) di Merbabu (10)

Puspa, seru atau medang gatal (Schima wallichii) adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas sedang. Pohon ini termasuk ke dalam keluarga teh (Theaceae) dan menyebar luas mulai dari Nepal, melalui Asia Tenggara, hingga ke Papua Nugini. Disebut medang gatal karena pohon ini memiliki lapisan semacam miang di bawah pepagannya, yang dapat keluar ketika digergaji dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati  N. Wallich (1786 – 1854), ahli botani berkebangsaan Denmark yang telah berjasa mengembangkan Kebun Raya Kalkuta.


Tinggi Pohon Puspa dapat mencapai 7 - 30 meter. Pohon ini memiliki daya survive yang cukup tinggi dengan kulit kayu yang tebal sehingga tahan api, dan anakannya cepat tumbuh di musim hujan. Pucuk daun puspa merupakan pakan yang disukai kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Batang bulat dengan bebas cabang hingga sekitar 25 m. Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm; helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing, dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun pelindung, berbilangan-5; kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih, saling melekat di pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka dengan 5 katup; biji terlindung oleh sayap.

Puspa mampu hidup pada pelbagai kondisi tanah, iklim, dan habitat. Sering ditemukan tumbuh melimpah di hutan primer dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 3.900 m dpl. Pohon ini juga umum dijumpai di hutan-hutan sekunder dan wilayah yang terganggu, bahkan juga di padang ilalang. Puspa mampu tumbuh baik di daerah berawa dan tepian sungai, sedangkan di TN Gunung Merbabu banyak di temukan di wilayah lereng selatan dan barat Gunung Merbabu

No comments:
Write comments